Harga Emas Antam Makin Tenggelam di Level Terendah 1 Bulan

29 August 2022
Harga Emas Antam Makin Tenggelam di Level Terendah 1 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam kembali turun pada perdagangan Senin (29/8/2022), dan semakin dalam di level terendah satu bulan. Penyebabnya, harga emas dunia yang terus merosot.Melansir data Refintiv, harga emas turun Rp 2.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 962.000/batang atau turun 0,21%. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 21 Juli lalu.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Pada perdagangan Jumat (26/8/2022), harga emas dunia jeblok hingga 1,23% yang turut menyeret emas Antam sehari setelahnya. Pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menjadi pemicu utama jebloknya harga emas.


Powell yang berbicara di simposium Jackson Hole menegaskan masih akan terus menaikkan suku bunga dengan agresif hingga inflasi melandai. Bahkan suku bunga akan ditahan di level tinggi dalam waktu yang lama sampai inflasi mencapai target 2%.

"Memulihkan stabilitas harga kemungkinan membutuhkan stance yang ketat dalam waktu yang lama. Catatan sejarah sangat menentang pelonggaran kebijakan moneter yang prematur," kata Powell dalam acara simposium Jackson Hole, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (26/8/2022).

Alhasil, harga emas jeblok.

Suku bunga tinggi merupakan musuh utama emas. Sebab ketika suku bunga dinaikkan maka imbal hasil (yield) obligasi AS atau Treasury akan ikut naik.

Emas dan Treasury sama-sama dianggap safe haven, tetapi ketika yield menanjak maka emas menjadi tidak menarik. Sebab, emas merupakan aset tanpa imbal hasil.

Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan membuat dolar AS melesat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaannya pun berisiko menurun. Harga emas pun diperkirakan masih akan terus merosot ke satu tahun ke depan.

"Tidak ada sesuatu yang bisa membuat pergerakan harga besar ke atas bagi emas sampai kita melihat The Fed berbalik memangkas suku bunganya, Dan itu tidak akan terjadi, setidaknya hingga akhir 2023," kata Bart Melek, kepala komoditas global di TD Securities, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (26/8/2022)

Melek mengatakan support kuat berada di kisaran US$ 1.690/troy ons - US$ 1.700/troy ons. tetapi jika ditembus, maka jebloknya harga emas ke US$ 1.600/troy ons bukan lah suatu yang mengejutkan.