Simak Saran OJK untuk Anak Muda yang Ingin Investasi

03 November 2023
Simak Saran OJK untuk Anak Muda yang Ingin Investasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sardjito, mendorong anak muda untuk terlibat di industri jasa keuangan. Namun dia meningatkan agar ketika masuk ke industri keuangan, anak muda harus cermat dan paham dengan mampu mengelola risiko di masa depan.

Menurut dia, anak muda lebih tertarik pada investasi yang volatil dan kurang mengenal saham, reksadana, dan kripto. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk meningkatkan pemahaman atas berbagai instrumen keuangan ini.


“Kadang kita banyak melihat anak-anak muda suka yang volatil, dan belum pernah mengenal saham, dan reksadana. Karena kelihatannya terlalu bagus, mudah, dan gampang lalu ikut. Tidak begitu, kalau kamu investasi, investasilah di yang ada legalitasnya, masuk akal" kata Sardjito di Main Hall BEl, Jakarta, Kamis (26/10/2023).


Belajar dari maraknya aksi investasi bodong hingga pinjaman online (pinjol) Ilegal, Sardjito meminta agar anak muda bisa lebih bijak dalam memilih investasl. la mencontohkan kasus-kasus orang dengan popularitas tinggi di media sosial ternyata terlibat dalam kegiatan ilegal. Oleh sebab itu, perlu untuk berinvestasi pada platform yang berizin dan terlindungi oleh regulator. “Seperti aksi influencer di Instagram, ternyata yang diikuti banyak orang ternyata ilegal. Jadi, kalau mau ivestasi tentu harus ada regulasi dan berizin" Jelasnya.


Di sisi lain, Sardjito mengakui bahwa menabung di bank memang tidak membuat seseorang menjadi kaya, apalagijika jumlah tabungan yang dimiliki kecil. Oleh karena itu, perlu mencari alternatif investasi yang dapat memberikan hasil yang lebih besar. Dia bilang, daripada uang dipakai untuk kebutuhan konsumtif, ada baiknya jika anak muda saat ini memprioritaskan menabung untuk tujuan yang lebih penting di masa depan.

“Nasihat untuk jadi orang sukses masih sama. Bagaimana kita berpuasa, untuk keep your money untuk tujuan yang tidak penting untuk tujuan konsumsi" lanjutnya. Sardjito juga menyoroti pentingnya menghindari aktivitas ilegal, seperti menggunakan layanan kredit tanpa izin atau meminjam melalui platform online yang tidak jelas legalitasnya.


la mengingatkan, tawaran yang terlalu menggiurkan seringkali hanyalah berakhir dengan penipuan yang merugikan. Sebagai gantinya, fokuslah pada investasi yang berizin dan logis. Sardjito juga menyarankan untuk selalu memeriksa legalitas dan rasionalitas suatu investasi sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Karena, penipu terkadang lebih pintar daripada orang-orang yang berpendidikan tinggi.


Jauhi utang


Mengenai utang, Sardjito mengingatkan agar anak muda tidak terlalu mudah dalam mengajukan pinjaman. Di sisi lain, ketika melakukan pinjaman, tentu dibitur harus memastikan kemampuannya membayar utang dapat terpenuhi. la juga mengingatkan akan adanya risiko penagih utang yang tidak sah, terutama bagi orang yang berhutang dengan cicilan yang besar. Sardjito menekankan pentingnya bertanggung jawab secara finansial. “Bagaimana mungkin, kamu enggak invest, tapi kamu nunggu konser, dan bayar pakai PayLater karena debit tidak ada, dan kartu kredit tidak cukup limitnya, bahkan untuk bisa melihat itu, kamu rela pakai pinjol yang ilegal" jelas dia.


Sardjito menyoroti bahwa kesuksesan seseorang dalam keuangan seringkali berasal dari pasar modal. Hal itu bahkan sempat menjadi topik yang hangat dibicarakan ketika banyak influencer tertangkap akibat aksinya melakukan pompom saham.


Dla mengingatkan, anak-anak muda harus memahami risiko jika dalam kegiatan ilegal. Sehingga, la menyarankan agar anak muda jangan gampang terpengaruh dengan berbagai macam bujukan yang sifatnya too good to be true. Tapi di sisi lain, para pengusaha yang sukses seringkali memulai dari investasi yang sederhana dan kemudian melangkah ke instrumen keuangan yang lebih kompleks.

"Tidak semua utang buruk, tetapi perlu memastikan bahwa utang tersebut dilakukan untuk kepentingan yang lebih besar daripada jumlah utangnya" jelas dia.

"OJK berkomitmen dalam melindungi masyarakat dan pentingnya berinvestasl pada produk-produk keuangan. Tapi itu berlaku untuk produk yang berizin, bukan untuk investasiilegal dan pinjol ilegal" tegas dia.