Mengenal Saham Blue Chip: Pengertian, Keuntungan, dan Contohnya

03 September 2024
Mengenal Saham Blue Chip: Pengertian, Keuntungan, dan Contohnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi para investor, terutama mereka yang baru terjun ke dunia saham, istilah saham blue chip mungkin sudah tidak asing lagi.

Saham blue chip sering kali disebut-sebut sebagai salah satu pilihan investasi yang paling aman dan menguntungkan.

Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan saham blue chip, dan apa saja keunggulan serta risikonya?


Apa Itu Saham Blue Chip? 

Dilansir dari laman Sikapi Uangmu OJK, saham blue chip adalah saham dari perusahaan-perusahaan besar yang memiliki reputasi kuat, kondisi keuangan yang stabil, dan rekam jejak pertumbuhan yang konsisten.

Perusahaan-perusahaan ini biasanya merupakan pemimpin di industrinya masing-masing, dengan pendapatan yang stabil dan konsistensi dalam membayar dividen kepada para pemegang saham.

Istilah "blue chip" sendiri berasal dari permainan poker, di mana chip berwarna biru memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan chip berwarna lain.


Manfaat Investasi Saham Blue Chip

1. Stabilitas Investasi

Salah satu alasan utama investor memilih saham blue chip adalah stabilitasnya.

Saham ini cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar dibandingkan dengan saham dari perusahaan yang lebih kecil atau kurang dikenal.

2. Dividen yang Konsisten

Banyak perusahaan dengan saham blue chip membayar dividen secara teratur, memberikan pendapatan tambahan yang stabil bagi para investor.

3. Baik untuk Jangka Panjang

Karena reputasi dan stabilitasnya, saham blue chip sering kali dianggap sebagai pilihan investasi jangka panjang yang baik.

Investor cenderung mempertahankan saham ini dalam portofolio mereka selama bertahun-tahun, mengandalkan pertumbuhan stabil dan dividen reguler.


Risiko Saham Blue Chip

Meskipun saham blue chip memiliki banyak keunggulan, mereka tidak sepenuhnya bebas dari risiko:

1. Pertumbuhan yang Lambat

Perusahaan blue chip sering kali telah mencapai puncak dalam siklus pertumbuhan bisnis mereka, sehingga pertumbuhan laba dan nilai saham bisa lebih lambat dibandingkan dengan perusahaan yang sedang berkembang pesat.

2. Volatilitas Pasar

Meskipun lebih stabil, tetap rentan terhadap fluktuasi pasar dan gejolak ekonomi global.

3. Nilai yang Tinggi

Harga saham blue chip biasanya tinggi, yang bisa menjadi penghalang bagi investor dengan anggaran terbatas.


Istilah "blue chip" pertama kali digunakan pada tahun 1923 di Amerika Serikat oleh Oliver Gingold, seorang karyawan Dow Jones.

Saat itu, Gingold mengamati beberapa saham yang diperdagangkan di atas 200 dollar AS per saham dan menggunakan istilah ini untuk menggambarkan saham-saham bernilai tinggi.

Sejak itu, istilah ini berkembang menjadi merujuk pada saham perusahaan dengan kualitas dan kinerja yang baik, bukan hanya berdasarkan harga saham yang tinggi.


Contoh Saham Blue Chip

Saham blue chip biasanya termasuk dalam indeks saham utama, seperti Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq-100 di Amerika Serikat.

Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip umumnya tercantum dalam indeks LQ45, yang mengukur kinerja harga dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Dengan karakteristik yang dimiliki, saham blue chip tetap menjadi pilihan favorit bagi banyak investor, terutama mereka yang mencari stabilitas dan pengembalian jangka panjang.

Namun, seperti halnya setiap investasi, memahami risiko dan melakukan penelitian menyeluruh adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat.

Demikian penjelasan singkat mengenai apa itu saham blue chip, manfaat, risiko, dan contohnya.