6 Tips Menyiapkan Biaya Pendidikan Tanpa Terjebak Utang

19 September 2024
6 Tips Menyiapkan Biaya Pendidikan Tanpa Terjebak Utang

Sebagian besar masyarakat pasti setuju bahwa pendidikan merupakan kunci menuju kesuksesan. Namun, dengan jaminan negara untuk pendidikan dasar selama 12 tahun, lulus SMA saja tidak lagi cukup untuk menjamin kesuksesan di era ini. Di dunia kerja yang semakin kompetitif saat ini, memiliki setidaknya gelar S1 sudah menjadi keharusan. Bahkan untuk mencapai karier yang lebih tinggi, memiliki gelar S2 dapat memberikan keuntungan.

Seiring dengan tren inflasi, setiap tahun biaya pendidikan mengalami kenaikan. Bagi orang tua yang menghadapinya, tentu usaha apapun akan dilakukan agar buah hati mendapatkan pendidikan yang maksimal untuk masa depannya nanti.

Jadi, pertanyaannya sekarang adalah: Apakah Anda sudah menyiapkan dana untuk kuliah? Atau jika Anda sebagai orang tua, sudahkan mempersiapkan dana pendidikan untuk memastikan masa depan yang cerah bagi anak-anak Anda? Bagaimana cara terbaik untuk menyiapkan dana pendidikan buah hati?

1. Tentukan jenjang pendidikan yang ingin kita siapkan pendanaannya.

Masing-masing keluarga tentu punya prioritas pendidikan yang diinginkan. Jika ingin semua jenjang pendidikan di swasta, maka semua jenjang perlu diidentifikasi: TK, SD, SMP, SMA dan kuliah dimana, perlu dipastikan. Semakin detil identifikasinya maka akan semakin baik. Jika memutuskan bahwa untuk pendidikan dasar bisa di sekolah negeri, maka penyiapan dana bisa berfokus pada biaya universitas tujuan anak. Jangan lupa menyiapkan beberapa rencana cadangan untuk pilihan sekolah ini, sehingga jika ada hambatan saat mulai masuk sekolah, selalu ada alternatif penggantinya.

2. Kumpulkan semua data tentang biaya pendidikan yang ingin kita siapkan.

Jika sudah kita tetapkan sekolah mana yang menjadi pilihan, maka kumpulkan data mengenai biaya apa saja yang dibutuhkan untuk masuk ke sekolah tersebut. Biasanya, selain biaya SPP yang dibayarkan bulanan, ada uang pangkal ketika pertama kali masuk, uang kegiatan dan uang buku yang perlu dibayarkan setiap tahun ajaran baru dan mungkin juga ada tambahan sumbangan sukarela. 

Jika Anda secara khusus ingin mengembangkan minat dan bakat anak, maka perlu juga lebih dini melakukan identifikasi minat dan bakat sehingga dapat mempersiapkan dana tambahan untuk pengembangannya.

3. Pahami bahwa inflasi pendidikan itu nyata. 

Data Biro Pusat Statistik untuk inflasi bulan Juni 2024, kelompok pendidikan mengalami kenaikan sebesar 1,69% y-o-y. Kenyataannya, jika rajin membandingkan SPP beberapa universitas negeri, kita bahkan bisa mengukur inflasi SPP masing-masing kampus.

Inflasi biaya pendidikan jauh lebih besar dibanding data inflasi dari BPS tersebut. 

4. Menyiapkan anggaran dana pendidikan

Setelah mengumpulkan informasi tentang total biaya untuk setiap jenjang sekolah, perhitungkan juga inflasi pendidikan berdasarkan waktu mulai pendidikan anak. Tanpa mempertimbangkan ini, biaya yang telah dihitung bisa berubah. Misalnya, jika anak Anda saat ini berusia 2 tahun dan akan memulai playgroup tahun depan, diikuti TK, SD, SMP, SMA, dan kuliah di universitas idaman, penting untuk menghitung total waktu yang dibutuhkan sehingga biaya setelah inflasi bisa diidentifikasi.

Berdasarkan perkiraan biaya uang pangkal sekolah dengan inflasi 5%, Anda membutuhkan minimal Rp439,3 juta untuk menyiapkan dana pendidikan mulai playgroup hingga kuliah.

5. Pilih cara mengumpulkan dana tersebut dan pilihan instrumen investasinya.

Dari perkiraan biaya yang sudah mempertimbangkan inflasi, maka kita bisa menentukan apakah dana tersebut bisa kita kumpulkan setiap bulan atau langsung kita siapkan dananya sekarang secara lumpsum agar ketika nanti si buah hati sekolah, dana tersebut sudah siap. Di sini kita juga harus memiliki target berapa imbal hasil yang kita harapkan agar nanti target dana tercapai.

Kebutuhan dana pendidikan

Dengan target potensi imbal hasil di masing-masing jenjang beragam antara 5%-15%, maka tiap bulan Anda harus menyisihkan dana minimal sebesar Rp2,795uta atau langsung menyiapkan Rp98,6juta saat ini dengan pilihan instrumen investasi yang beragam.

Lebih detil adalah seperti ini, untuk biaya masuk playgroup setahun lagi, Anda bisa menyisihkan dana Rp775ribu/bulan atau langsung sebesar Rp9.050.000,- di instrumen RDPU/RDPT yang menghasilkan potensi imbal hasil 5%, demikian seterusnya untuk jenjang pendidikan berikutnya.

Tentu saja pilihan untuk sekolah negeri akan memudahkan Anda untuk fokus menyisihkan dana untuk anak Anda ketika kuliah nanti. Anda cukup menyisihkan Rp335.000,- setiap bulannya atau lumpsum Rp28juta saat ini, jika Anda memilih fokus untuk menyiapkan biaya kuliah saja. Dana ini dapat Anda investasikan di Logam Mulia, reksadana campuran, reksadana saham, atau saham langsung dengan potensi imbal hasil 15%.

6. Mulailah menyisihkan dana dan jangan lupa untuk evaluasi

Semua anggaran dana pendidikan di atas adalah rencana yang diharapkan bisa berjalan lancar. Namun, kondisi finansial keluarga tidak selalu berjalan mulus. Tetap fokus dan disiplin dalam mengalokasikan penghasilan untuk dana pendidikan buah hati. Kata kuncinya adalah SISIHKAN bukan SISAKAN.

Kegiatan persiapan dana pendidikan ini perlu disertai dengan evaluasi keuangan secara rutin. Jika terdapat deviasi dari yang sudah direncanakan, lakukan review dan penyesuaian sehingga target awal yang sudah direncanakan dapat tetap tercapai tepat waktu.

Evaluasi ini bisa dilakukan dalam jangka waktu tertentu, bisa tiap enam bulan atau satu tahun sekali. Jika ternyata imbal hasil yang diterima tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka dapat mengganti instrumennya atau pindah manajer investasinya. Jika ternyata kondisi perekonomian memang menurun sehingga semua jenis instrumen investasi tidak mencapai target, perlu dipertimbangkan untuk menambah jumlah dana yang disisihkan. Jika dana bulanan tidak bisa ditambahkan lagi, bisa dengan menyisihkan bonus tahunan untuk menambah dana pendidikan. Selalu kreatif untuk bisa mencapai tujuan keuangan dan memastikan masa depan buah hati Anda.

Dengan perencanaan yang detil dan evaluasi berkala, kita bisa menghindari jebakan utang saat anak memulai sekolah. Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini.

Dewi Anggraeni, Pegawai Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Resiko.