Sebelum Kamu Berinvestasi, Cek Hal-Hal Ini Agar Keuanganmu Aman dan Nyaman

23 September 2024
Sebelum Kamu Berinvestasi, Cek Hal-Hal Ini Agar Keuanganmu Aman dan Nyaman

Kesadaran terhadap risiko keuangan

Kita sering mendengar “Aduh, investasi lagi rugi nih, tapi butuh uang buat bayar rumah sakit si kecil, terpaksa jual aja deh investasi ini”. Keadaan tersebut biasanya terjadi saat kita belum sadar risiko yang dapat terjadi pada diri sendiri atau keluarga. Akibatnya, kita hanya fokus mencari penghasilan atau tambahan penghasilan. Padahal ketika suatu risiko terjadi pada diri sendiri atau anggota keluarga seperti masuk rumah sakit, biaya rumah sakit yang besar dapat memengaruhi kondisi keuangan pribadi/keluarga. Uang yang selama ini sudah dikumpulkan dengan susah payah selama bertahun-tahun langsung berkurang drastis hanya dalam hitungan hari.

Akibat fokus hanya mencari kekayaan saja, kita sering dihadapkan pada kondisi psikologis tertentu, misalnya terkena efek Fear of Missing Out (FOMO) karena melihat orang-orang memamerkan keuntungan dari beli saham sehingga kita menjadi takut kehilangan momen dan ikutan beli saham. Karena membeli saham hanya mengikuti tren tanpa memiliki pengetahuan yang cukup, kita akan langsung panik ketika saham yang dibeli turun dan menjualnya saat rugi.

Memenuhi kondisi “aman” dalam keuangan

Dalam konsep pengelolaan keuangan pribadi/keluarga, penting untuk melakukan perencanaan keuangan dalam rangka mencapai tujuan keuangan. Setiap individu/keluarga mempunyai goals yang berbeda satu sama lain. Tujuan keuangan yang dibuat tak pelak akan menghadapi berbagai risiko dalam pencapaiannya. Apalagi semakin panjang waktu tujuan keuangannya, semakin besar risiko yang akan dihadapi. Untuk itu, dalam rangka pegelolaan risiko untuk pencapaian tujuan keuangan, kita harus memastikan kondisi keuangan aman terlebih dahulu. Kondisi aman pada keuangan pribadi/keluarga dapat diukur dari rasio utang, kecukupan dana darurat, dan asuransi.

Utang sering menjadi permasalahan utama dalam keuangan pribadi/keluarga. Apabila sudah terbiasa berutang tanpa pengelolaan yang baik, hal tersebut hanya akan menjadi bola salju yang terus membesar dan akan memperburuk kondisi keuangan. Padahal permasalahan kehidupan biasanya dimulai dari kondisi finansial yang buruk. Rasio utang yang disarankan agar kondisi keuangan sehat adalah maksimal 35% dari total pemasukan bulanan. Untuk mencapai rasio aman tersebut, kita dapat membuat prioritas utang mana yang akan dilunasi secepatnya. Prioritas yang dibuat dapat berdasarkan bunga yang terbesar sampai yang terkecil atau pokok utang terkecil sampai dengan pokok terbesar.

Selanjutnya, syarat kondisi keuangan yang aman adalah memiliki dana darurat. Dana darurat dibutuhkan sebagai dana apabila terjadi suatu kondisi di luar rencana, misalnya PHK, biaya berobat, kerusakan properti atau kendaraan, dst. Dana darurat biasanya disisihkan sebesar 3 – 12 kali pengeluaran bulanan. Fungsinya adalah agar tulang punggung keluarga dapat mencari pekerjaan dengan lebih tenang karena biaya hidup sudah terpenuhi dalam jangka waktu tertentu. Apabila dana darurat belum terbentuk, sebaiknya pengumpulannya menjadi prioritas. Dana darurat sebaiknya ditempatkan pada instrumen yang mudah untuk dicairkan dan risiko yang rendah. Saving account di bank mungkin menjadi prioritas utama karena akses yang mudah ketika dibutuhkan.

Apabila dana darurat sudah terpenuhi, kita dapat mempertimbangkan membeli polis asuransi. Asuransi diperlukan untuk memproteksi risiko yang dampaknya besar dengan tingkat kemungkinan terjadinya kecil. Contohnya, kejadian kematian pada tulang punggung keluarga yang risikonya dapat mengganggu keadaan finansial keluarga. Asuransi memberikan sejumlah uang pertanggungan sebagai penyambung hidup untuk anggota keluarga yang ditinggalkan. Asuransi dasar yang perlu dimiliki adalah Asuransi Kesehatan, Asuransi Income Protection, dan Asuransi Jiwa. Asuransi Kesehatan berfungsi mengganti biaya yang dikeluarkan karena sakit, seperti biaya rawat inap, biaya operasi, biaya perawatan pasca operasi, dll. Jika konsep asuransi kesehatan mengganti biaya karena sakit, asuransi income protection memberikan sejumlah uang tertentu sebagai pengganti pemasukan yang terhenti karena mengalami sakit kritis atau cacat tetap. Misalnya, kita mengalami kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap sehingga tidak dapat beraktivitas sehingga otomatis tidak bisa bekerja kembali. Asuransi income protection akan mencairkan uang pertanggungan sesuai dengan polis asuransi yang sudah disepakati. Selanjutnya asuransi jiwa memilki konsep yang sama dengan asuransi income protection, yaitu memberikan sejumlah uang pertanggungan (UP) tertentu, tetapi asuransi jiwa memberikan UP apabila pemegang asuransi meninggal dunia sehingga UP tersebut diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Memenuhi tujuan keuangan dengan “Nyaman”

Setelah keadaan aman tersebut di atas terpenuhi, secara psikologis kita dapat berpikir secara jernih dan rasional sehingga kita dapat merencanakan tujuan keuangan dengan nyaman. Pemenuhan terhadap tujuan keuangan tentunya membutuhkan instrumen investasi. Misalnya, kita memiliki rencana untuk mengumpulkan dana pendidikan anak. Uang pendidikan terus naik dari tahun ke tahun sehingga kita harus berinvestasi untuk mengejar kenaikan biaya pendidikan tersebut. Setiap investasi pasti memiliki risiko. Hasil dari investasi berbanding lurus dengan risiko. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, risiko untuk merugi akan semakin besar. Dalam rangka berinvestasi untuk dana pendidikan, tentunya kita memakai instrumen investasi yang sedikit berisiko karena jangka waktu yang panjang. Hal ini bertujuan juga untuk menyaingi inflasi atau kenaikan dari biaya pendidikan dalam jangka panjang. Instrumen yang berisiko tinggi dalam jangka pendek dapat berfluktuasi tinggi, sehingga tidak heran kita akan melihat naik turunnya uang investasi kita selama pencapaian tujuan. Kondisi keuangan yang belum aman, berpotensi mengacaukan tujuan keuangan tersebut. Kebutuhan keuangan jangka pendek yang datang secara mendadak memaksa kita untuk menjual investasi yang masih merugi. Akibatnya, tujuan keuangan tidak dapat dicapai.

Selain itu, risiko kematian, sakit keras, atau cacat tetap yang terjadi pada saat proses mencapai tujuan keuangan akan menyebabkan tujuan tersebut tidak tercapai. Asuransi dapat memberikan rasa aman kepada keluarga dalam mencapai tujuan tersebut dimana sejumlah dana yang direncanakan dapat dikompensasi oleh perusahaan asuransi. Misalnya, kita merencanakan dana pendidikan untuk biaya kuliah anak pada usia 18 tahun. Selama mengumpulkan dana pendidikan tersebut, pencari nafkah mengalami kematian pada tahun ke-10 sehingga masih ada 8 tahun lagi kebutuhan untuk mengumpulkan dana. Ketika kita sudah memiliki asuransi, dana tersebut dapat dikompensasi oleh perusahaan asuransi dalam bentuk uang pertanggungan sehingga dapat meningkatkan kepastian anak kita dapat berkuliah sesuai tujuan. Oleh karena itu, langkah awal dalam pengelolaan keuangan adalah mencapai kondisi aman terlebih dahulu sehingga kita bisa nyaman dalam merencanakan keuangan atau mencapai tujuan keuangan. Aman dulu, nyaman kemudian.